Jawa
Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia
dan merupakan terluas ke-13 di dunia. Dengan penduduk sekitar 136 juta,
pulau iniberpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu tempat
terpadat di dunia. Meskipun hanya menempati urutan terluas ke-5, Pulau
Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta,
terletak di Jawa bagian barat.
Jawa adalah pulau yang relatif muda
dan sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik. Deretan
gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga
barat pulau ini, dengan dataran endapan aluvial sungai di bagian utara.
Banyak
sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat
beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial
Hindia-Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini
berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi
Indonesia.
Sebagian besar penduduknya bertutur dalam tiga bahasa
utama. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 60 juta penduduk Indonesia,
dan sebagian besar penuturnya berdiam di pulau Jawa. Sebagian besar
penduduk adalah bilingual, yang berbahasa Indonesia baik sebagai bahasa
pertama maupun kedua. Dua bahasa penting lainnya adalah bahasa Sunda dan
bahasa Melayu(bahasa Betawi). Sebagian besar penduduk Jawa adalah
muslim, namun terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok
etnis, serta budaya di pulau ini.
Penduduk
Dengan
populasi sebesar 136 juta jiwa. Jawa adalah pulau yang menjadi tempat
tinggal lebih dari 57% populasi Indonesia. Dengan kepadatan 1.029
jiwa/km², pulau ini juga menjadi salah satu pulau di dunia yang paling
dipadati penduduk. Sekitar 45% penduduk Indonesia berasal dari etnis
Jawa. Walaupun demikian sepertiga bagian barat pulau ini (Jawa Barat,
Banten, dan Jakarta) memiliki kepadatan penduduk lebih dari 1.400
jiwa/km2.
Sejak tahun 1970-an hingga kejatuhan Suharto pada tahun
1998, pemerintah Indonesia melakukan program transmigrasi untuk
memindahkan sebagian penduduk Jawa ke pulau-pulau lain di Indonesia yang
lebih luas. Program ini terkadang berhasil, namun terkadang
menghasilkan konflik antara transmigran pendatang dari Jawa dengan
populasi penduduk setempat. Di Jawa Timur banyak pula terdapat penduduk
dari etnis Madura dan Bali, karena kedekatan lokasi dan hubungan
bersejarah antara Jawa dan pulau-pulau tersebut. Jakarta dan wilayah
sekelilingnya sebagai daerah metropolitan yang dominan serta ibukota
negara, telah menjadi tempat berkumpulnya berbagai suku bangsa di
Indonesia.
Penduduk Pulau Jawa perlahan-lahan semakin berciri
urban, dan kota-kota besar serta kawasan industri menjadi pusat-pusat
kepadatan tertinggi. Berikut adalah 10 kota besar di Jawa berdasarkan
jumlah populasi tahun 2005.
Etnis dan budaya
Mitos asal usul
pulau Jawa serta gunung-gunung berapinya diceritakan dalam sebuah
kakawin, bernama Tangtu Panggelaran. Komposisi etnisdi pulau Jawa secara
relatif dapat dianggap homogen, meskipun memiliki populasi yang besar
dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya di Indonesia. Terdapat dua
kelompok etnis utama asli pulau ini, yaitu etnis Jawa dan etnis Sunda.
Etnis Madura dapat pula dianggap sebagai kelompok ketiga; mereka berasal
dari pulau Madura yang berada di utara pantai timur Jawa, dan telah
bermigrasi secara besar-besaran keJawa Timur sejak abad ke-18. Jumlah
orang Jawa adalah sekitar dua-pertiga penduduk pulau ini, sedangkan
orang Sunda mencapai 20% dan orang Madura mencapai 10%.
Empat
wilayah budaya utama terdapat di pulau ini: sentral budaya Jawa
(kejawen) di bagian tengah, budaya pesisir Jawa (pasisiran) di pantai
utara, budaya Sunda (pasundan) di bagian barat, dan budaya Osing
(blambangan) di bagian timur. Budaya Madura terkadang dianggap sebagai
yang kelima, mengingat hubungan eratnya dengan budaya pesisir Jawa.
Kejawen dianggap sebagai budaya Jawa yang paling dominan. Aristokrasi
Jawa yang tersisa berlokasi di wilayah ini, yang juga merupakan etnis
dengan populasi dominan di Indonesia. Bahasa, seni, dan tata krama yang
berlaku di wilayah ini dianggap yang paling halus dan merupakan panutan
masyarakat Jawa. Tanah pertanian tersubur dan terpadat penduduknya di
Indonesia membentang sejak dari Banyumas di sebelah barat hingga ke
Blitar di sebelah timur.
Jawa merupakan tempat berdirinya banyak
kerajaan yang berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, dan karenanya
terdapat berbagai karya sastra dari para pengarang Jawa. Salah satunya
ialah kisah Ken Arok dan Ken Dedes, yang merupakan kisah anak yatim yang
berhasil menjadi raja dan menikahi ratu dari kerajaan Jawa kuno; dan
selain itu juga terdapat berbagai terjemahan dari Ramayana dan
Mahabharata.
Sosial Budaya Provinsi D.I Yogyakarta
Bahasa
pengantar umumnya menggunakan bahasa Jawa yang sekaligus juga
menunjukkan etnis yang ada di provinsi DIY adalah suku/etnis Jawa. Aset
budaya yang dimiliki meliputi budaya yang bersifat fisik (tangible) dan
non-fisik (intangible).
Kawasan cagar budaya berjumlah 13 Kawasan
Cagar Budaya (KCB), tersebar di 4 Kabupaten dan Kota terdiri dari 6 KCB
di wilayah urban kota, 3 KCB di wilayah Suburban. Potensi Benda Cagar
Budaya yang dimiliki sebanyak 365 buah.
Potensi museum yang di
miliki baik museum negeri maupun museum swasta berjumlah 30 museum yang
terdiri dari 14 museum Benda Cagar Budaya dan Kesenian, 7 museum
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan serta 9 museum Perjuangan. Keberadaan
museum Kota Yogyakarta 18 buah, Kabupaten Sleman 9 buah, Kabupaten
Bantul 2 buah, dan Kabupaten Gunung Kidul 1 buah.
Potensi budaya
Non-fisik meliputi kesenian dalam berbagai jenis dan seni rupa, seni
tari, seni musik, seni teater, dan lainnya. Dari sisi jumlah organisasi
da group kesenian DIY sebanyak 2863 buah yang tersebar di empat
kabupaten dan kota.
Upacara adat adalah salah satu kegiatan budaya
masih di lakukan oleh masyarakat. Di kota Yogya masih dilakukan 5
upacara adat, Kabupaten Sleman terdapat 11 upacara adat, Kabupaten
Bantul terdapat 24 upacara adat, Kabupaten Kulon Progo terdapat 10
upacara adat, dan Kabupaten Gunung Kidul terdapat 16 upacara ada pada 9
Kecamatan.
Yogyakarta merupakan pusat bahasa dan sastra Jawa yang
meliputi bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala
serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.
Prasaran
budaya sebagai penunjang terhadap kelestarian dan pengembangan
kreativitas seniman telah ada sebanyak 130 buah dalam berbagai bentuk,
seperti panggung, pendopo, ruang pamer, ruang pertunjukan, studio musik
balai desa, auditorium, sanggar, lapangan, sedangkan pusat-pusat
pelestarian budaya tradisional yang disebut desa budaya, terdapat kurang
lebih 60 desa budaya dan 22 desa wisata dengan potensi fisik maupun non
fisik.
Di provinsi ini berjumlah 178 lembaga terdiri dari
yayasan, organisasi, lembaga pendidikan, instansi pemerintah serta
organisasi yang melestarikan nilai budaya daerah. Pembentukan lembaga
ini dalam rangka mengikuti perubahan yang sangat cepat dan tidak
diimbangi dengan kesiapan budaya bangsa dalam rangka menciptakan
Indonesia yang aman dan damai, untuk itu pemerintah provinsi melalui
potensi dan sumber budaya yang dimiliki mengolah budaya setempat sebaik
mungkin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang aman dan damai.
Sosial Budaya Provinsi Jawa Barat
“Silih Asah
Silih Asih
Silih Asuh”
Kata-kata
puitis diatas bukan sembarangan puisi, melainkan sebagai filsafat hidup
yang dianut mayoritas penduduk Jawa Barat. Filosofi ini mengajarkan
manusia untuk saling mengasuh dengan landasan saling mengasihi dan
saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Sejatinya, inilah suatu
konsep kehidupan demokratis yang berakar pada kesadaran dan keluhuran
akal budi, yang akar filsafatnya menusuk jauh ke dalam bumi dalam
pengertian hafiah. Berbeda dengan peradaban masyarakat lain di
Nusantara, peradaban masyarakat Jawa Barat yang berpenduduk asli dan
berbahasa Sunda sangat dipengaruhi oleh alam yang subur dan alami.
Itulah sebabnya, dalam interaksi sosial, masyarakat di sana menganut
falsafah seperti di kutip di atas.
Selain akrab dengan alam
lingkungan dan sesama manusia, manusia Sunda juga dekat dengan Tuhan
yang menciptakan mereka dan menciptakan alam semesta tempat mereka
berkehidupan (Triangle of life). Keakraban masyarakat Sunda dengan
lingkungan tampak dari bagaimana masyarakat Jawa Barat, khususnya di
pedesaan, memelihara kelestarian lingkungan. Di provinsi ini banyak
muncul anggota masyarakat yang atas inisiatif sendiri memelihara
lingkungan alam mereka.
Keakraban masyarakat Jawa Barat dengan
Tuhan, menyebabkan masyarakat di sana relatif dikenal sebagai masyarakat
yang agamis, relijius, yang memegang teguh nilai-nilai ajaran agama
yang mereka anut yakni agama Islam sebagai agama dengan penganut
terbesar, kemudian Kristen (Katolik dan Protestan), Hindu, Budha, dan
lainnya. Kendati demikian, dalam proses kehidupan sehari-hari,
masyarakat Jawa Barat relatif terbuka saat berinteraksi dengan
nilai-nilai baru yang cenderung sekuler dalam suatu proses interaksi
dinamis dan harmonis. Peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan umat
beragama tergambarkan dengan meningkatnya sarana peribadatan. Jumlah
Mesjid meningkat dari 43.005 buah pada tahun 2004 menjadi 50.339 buah
pada tahun 2005, Gereja Kristen dari 1.536 buah menjadi 1.629 buah,
Gereja Katolik/Kapel dari 50 buah menjadi 110 buah, Pura/Kuil/Sanggah
dari 24 buah menjadi 25 buah dan Vihara/Cetya/Klenteng dari 171 menjadi
181 buah.
Budaya Jawa Barat didominasi Sunda. Adat tradisionalnya
yang penuh khasanah Bumi Pasundan menjadi cermin kebudayaan di sana.
Perda Kebudayaan Jawa Barat bahkan mencantumkan pemeliharaan bahasa,
sastra, dan aksara daerah, kesenian, kepurbakalaan dan sejarahnya,
nilai-nilai tradisional dan juga museum sebagai bagian dari pengelolaan
kebudayaan. Pariwisata berbasis kebudayaan yang menampilkan seni budaya
Jawa Barat, siap ditampilkan dan bernilai ekonomi.
Sosial Budaya Provinsi Jawa Tengah
Cuma
ada satu bahasa daerah dan satu suku di Jawa Tengah, yakni Jawa. Untuk
membina budaya lokal telah diselenggarakan Kongres Bahasa Jawa IV pada
10-14 Oktober 2006. Kongres ini diikuti oleh utusan dari seluruh
Indonesia maupun utusan luar negeri. Salah satu tindak lanjut
rekomendasi kongres ini adalah penerapan kurikulum Bahasa Jawa sebagai
mata pelajaran muatan lokal pada jenjang SD/sederajat, SLTP/sederajat,
dan SMA/sederajat di Jawa Tengah.
Kehidupan beragama cukup baik
dan harmonis. Prioritas pembangunan antara lain juga difokuskan untuk
meningkatkan pembangunan Klenteng Sam Poo Khong, Vihara Budhagaya,
Watugong, dan Mesjid Agung Jawa Tengah.
Sosial Budaya Provinsi Jawa Timur
Secara
umum kondisi kehidupan beragama di Jawa Timur sesuai dengan harapan
semua pihak, ditandai dengan semaraknya kehidupan beragama dan kerukunan
hidup antar umat beragama saling menghormati dalam menjalankan ajaran
agama masing-masing. Perkembangan tempat peribadatan mengindikasikan
bahwa kesemarakan hidup beragam semakin mantap sehingga di harapkan
mampu membentengi segenap lapisan masyarakat dari arus globalisasi yang
melanda dunia. Jumlah bahasa daerah yang ada sebanyak 6 bahasa dengan
jumlah etnis/suku sebanyak 5 suku. Jumlah situs-situs bersejarah
sebanyak 181 buah tersebar di berbagai daerah.
0 komentar:
Posting Komentar